Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Pembahasan Soal Pedagogik Olimpiade Guru Matematika SMA Tingkat Provinsi

Conatoh Soal beserta Pembahasan Soal Pedagogik Olimpiade Guru Matematika SMA Tingkat Provinsi. Silahkan ukur kamampuan pedagogik sebagai guru
Halo sahabat aans dimanapun berada, terimakasih sudah berkenan mengunjungi blog saya. Walau isinya masih gado-gado, alias campur-campur, belum terfokus dalam satu jenis konten. Namun saya usahakan isinya masih berhubungan dalam dunia pendidikan dan sharing.

Pada artikel postingan kali ini, saya akan memberikan sedikit materi untuk guru. Sebagai bekal guru dalam mengikuti olimpiade guru matematika, bertajuk Pembahasan Soal Pedagogik Olimpiade Guru Matematika SMA Tingkat Provinsi.

Tidak perlu berlama-lama, saya akan memberikan contoh soal berikut pembahasannya.

1.   Pak Thamrin sedang membuat rencana  pembelajaran matematika kelas X materi aturan sinus. Agar siswa lebih memahami untuk apa belajar aturan sinus, Pak Thamrin akan memanfaatkan materi sebelumnya yang dapat menjembatani ke pemahaman aturan sinus tersebut. Permasalahan apa dalam materi prasyarat yang dapat mengantarkan pemahaman pada materi aturan sinus tersebut ?

Pembahasan

 

Salah satu bentuk permasalahan adalah

kita sudah mengetahui bagaimana mencari panjang dan besar sudut dalam segitiga siku- siku di bawah ini

Masalah yang serupa, bagaimana mencari panjang dan besar sudut untuk segitiga sembarang (bukan siku-siku) ?

 

Dengan pengajuan masalah itu siswa diingatkan kembali tentang dalil phytagoras dan nilai perbandingan fungsi trigonometri sinus atau cosinus untuk menentukan panjang dan besar sudut dalam kedua segitiga di atas. Permasalahan yang akan dipelajari dalam aturan sinus adalah masalah yang sama dengan di atas tetapi untuk segitiga sembarang (tidak perlu siku-siku).



2.  Untuk mencapai tujuan pembelajaran siswa dapat menentukan sisa pembagian suku banyak  f(x) dengan suku banyak bentuk (x a)Pak Sholeh memilih lintasan belajar sebagai berikut:


(1)    Mengingatkan kembali pembagian suku banyak f(x) dengan suku banyak q(x) yang dapat ditulis dalam bentuk  f(x) = q(x)H(x) + S(x) dengan H(x) hasil bagi, dan  S(x) sisa pembagian.

(2)  Memandang q(x) = (x a) sehingga  f(x) = (x a)H(x) + S(x)

 

(3)  Menentukan  S(x)  dengan memandang f(x) berlaku untuk setiap x, khususnya x = a Pendekatan yang dipilih Pak Sholeh untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan lintasan belajar seperti itu dinamakan pendekatan ......


Pembahasan

 

Pendekatan deduktif adalah cara yang dilakukan oleh guru di dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan aturan yang sudah dijamin kebenarannya.

Proses pendekatan deduktif  secara matematika dapat dirumuskan sebagai berikut:

 

Aturan :                                   p  Þ q Fakta yang dimiliki :               p Kesimpulan                             q

Dari lintasan belajar yang dilakukan, fakta yang dihadapi yang sudah diketahui siswa adalah

 

f(x) = (x a)H(x) + S(x). Dengan mengunakan aturan bahwa

f(a) = (a a)H(a) + S(a)  Þ S(a) = f(a)

 

diperoleh kesimpulan bahwa

 

S(a) = f(a).

 

Dengan demikian lintasan belajar seperti itu menggunakan pendekatan deduktif.



3.  Seorang guru matematika kelas X sedang merencanakan pembelajaran materi aturan kosinus. Agar siswa dapat menyadari pentingnya aturan kosinus ini, guru itu memikirkan bagaimana lintasan belajarnya. Tuliskan lintasan belajar (urutan proses pembelajaran) sebelum menurunkan aturan kosinus tersebut !

 

Pembahasan

 

Lintasan belajar yang mudah dipahami oleh siswa adalah sebagai berikut:

 

(1)  Mengingatkan  kembali  permasalahan  mencari  panjang  atau  besar  sudut  dalam segitiga sembarang yang dapat diselesaikan dengan menggunakan aturan sinus.


(2) Mengajukan permasalahan dalam segitiga sembarang yang tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan aturan sinus. Contohnya tentukan pajang ruas garis BC dalam

segitiga di bawah ini



(3) Menjelaskan bagaimana proses mencari panjang BC sebagai cikal bakal aturan kosinus.

4.  Pak Hidayat akan mengukur kemampuan siswa dalam menentukan jarak dari titik  C ke bidang BPD dalam ruang dimensi tiga seperti di bawah ini.



Oleh karena penilaian akan dilakukan sambil Pak Hidayat membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah yang terkait dengan konsep itu , ia perlu mengetahui standar penilaian yang praktis dan sederhana. Standar penilaian tersebut berupa kemampuan- kemampuandalam menerapkan prosedur penentuan jarak dari titik ke bidang. Apa yang menjadi kemampuan kunci (penentu kebenaran secara keseluruhan) dalam menentukan jarak tersebut ?

 

Pembahasan

 

Jarak dari titik C ke bidang BDP adalah panjang ruas garis terpendek dari titik C ke titik proyeksinya pada bidang BDP. Untuk menentukan titik proyeksi itu dapat dilakukan dengan cara mencari proyeksi dari titik C ke garis potong antara bidang BDP dengan bidang yang memuat titik C dan tegak lurus terhadap bidang BDP. Prosedur mencari garis


potong itu dan menentukan titik proyeksi C ke bidang BDP dapat dilakukan sebagai berikut:

(1) Proyeksikan titik C ke garis BD dan misalkan T adalah titik proyeksinya.

 

Perhatikan ! Bidang CTP akan tegak lurus dengan bidang BDP (2) Gambar garis potong CT.

(3) Tentukan proyeksi titik C pada garis potong CT dan misalkan titik proyeksinya adalah

 

R

 

(4) Ruas garis CR merupakan jarak dari titik C ke bidang BPD.

 

Berdasarkan prosedur singkat di atas maka  yang menjadi  kemampuan kunci  dalam menentukan jarak dari titik C ke bidang BDP adalah kemampuan menentukan titik T sebagai proyeksi dari titik C ke garis BD. Jika penentukan titik T ini salah, maka proses selanjutnya dipastikan akan salah

 

5.   Di dalam pembelajaran materi transformasi geometri, pada umumnya dilakukan dengan memperhatikan sembarang titik P(x, y), kemudian menentukan koordinat bayangan hasil transformasinya, Q(x, y).   Hubungan masing-masing   x dan y dengan   x   dan   y digunakan untuk mencari matriks transformasinya. Begitu banyaknya jenis tranformasi yang dapat dilakukan dan banyaknya matriks transfomasi yang harus diingat oleh siswa, seorang guru matematika yang bijaksana perlu menyederhanakan proses mendapatkan matriks-matriks transformasi tersebut. Tuliskan dengan singkat dan jelas proses penyederhanaan tersebut !

 

Pembahasan

 

Di dalam bidang XOY terdapat dua titik sebagai basis (dasar menentukan kedudukan semua titik lainnya) yaitu titik (1, 0) dan (0, 1). Untuk menentukan matriks transformasi dari semua transformasi yang ada dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut

(1) Tentukan hasil transformasi dari titik (1, 0).

 

(2) Tuliskan hasil transformasi dari titik (1, 0) sebagai kolom pertama dalam matriks 2x2 (3) Tentukan hasil transformasi dari titik (0, 1).

(4) Tuliskan  hasil  transormasi  dari  titik  (0, 1)  sebagai  kolom  kedua  dalam matriks sebelumnya.

(5) Matriks 2x2 yang dihasilkan merupakan matriks transformasi dari transformasi yang diberikan.


6.  Pak Sugiyono bermaksud mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan suatu aturan tertentu dalam pemecahan suatu masalah. Berikut ini adalah soal yang dibuat oleh Pak Sugiyono.

Perhatikan DABC  dengan panjang AB = 15 cm, BC = the square root of 34  cm, dan ctgb = 3/5.

Tentukan nilai dari  sing !

 

Skor total untuk jawaban benar pada soal tersebut adalah 3. Berdasarkan soal di atas, tuliskan panduan pemberian skor yang seharusnya digunakan oleh Pak Sugiyono !

 

Pembahasan

 

Salah satu panduan pemberian skor yang dapat digunakan adalahsbb.

 

 

Kemampuan

 

Skor

 

Mentukan nilai sin b dari ctg b

 

1

 

Menentukan  panjang   AC  dengan  menggunakan  aturan kosinus

 

 

1

 

Menentukan nilai sing dengan aturan sinus

 

1


 

7.   Seorang siswa SMA menemui kebingungan ketika menentukan nilai komposisi fungs

(gof)(0).  f dan g  adalah fungsi bernilai real dengan  f(x) = the square root of x minus 1  dan  g(x) = x2. Ketika

dikerjakan melalui fungsi (gof)(x) = x 1 diperoleh nilai (gof)(0) = -1. Apabila dikerjakan

melalui proses  g(f(0))  diperoleh nilai  f(0) = Ö(-1) yang tidak mungkin ada. Konsep apa yang belum dipahami oleh siswa tersebut ?

Pembahasan

 

Kita mengetahui bahwa tidak setiap dua fungsi dapat dikomposisikan. Komposisi fungsi

 

gof terdefinisi apabila Rf Ç Dg f dengan Dgof = f –1(Rf Ç Dg). Karena Rf = [0, ¥) dan Dg


= (-¥, ¥), maka  Rf Ç Dg = [0, ¥) dan Dgof = f –1([0, ¥)) = [1, ¥). Dari sini kita mengetahui bahwa karena 0 Ï Dgof  sehingga muncul dua nilai (gof)(0)

 

8.  Seorang guru matematika SMA sedang melakukan proses pembelajaran materi persamaan matriks (salah satunya AX = B). Tujuan pembelajaran yang diharapkan adalah siswa mampu menentukan matriks X. Apa cara yang paling tepat yang ia lakukan untuk mengecek apakah gagasan memperoleh matriks itu telah dikuasai oleh siswa atau belum?

 

Pembahasan


Untuk mengetahui apakah siswa telah memahami proses pembelajaran materi persamaan matriks  AX = B adalah ajukan pertanyaan yang sama untuk persamaan matriks XA = B. Apabila siswa dapat menyelesaikan persamaan  itu dengan benar, berarti siswa telah memahami materi persamaan matriks.

 




Guru Matematika yang senang ngulik IT. Blog ini bertujuan untuk sharing.

AdBlock Terdeteksi 🚫

Mohon nonaktifkan AdBlock seperti uBlock Origin untuk melanjutkan. Popup ini akan hilang otomatis setelah dimatikan.