Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Teori Belajar Thorndike

Dalam Teori Belajar Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat di tangkap melalui alat indera.

Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme. untuk bereaksi atau berbuat atau respon adalah sembarang tingkah laku yang di munculkan karena adanya perangsang.  

Sedangkan respon yaitu reaksi yang di munculkan siswa ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.

Menurut Teori Belajar Thorndike, perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat di amati, atau tidak kongkrit yaitu yang tidak dapat di amati.

Teori pembelajaran Thorndike biasa dikenal dengan teori Koneksionisme (Agus, 2009). Thorndike berpendapat bahwa yang menjadi dasar belajar itu adalah asosiasi antara panca indra (Sense Impresion) dengan Implus untuk bertindak. Asosiasi yang demikian itu disebut Connection atau bond atau koneksi, hal itulah yang menjadikan lebih kuat atau lebih lemah dalam terbentuknya pembelajaran atau hilangnya kebiasaan- kebiasaan. Karena prinsipnya yang demikian itu teori Thorndike disebut dengan teori Connection Atau Bond Psychology.

Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu.

Oleh karena itu teori belajar yang di kemukakan oleh Teori Belajar Thorndike ini sering di sebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi.  

Menurut Thorndike (dalam Rahyubi, 2012) terdapat beberapa cara dalam implementasinya pada pembelajaran yaitu:

Pembelajaran dengan Cara Trial and Error.

Thorndike menyatakan pandangan bahwa tipe pembelajaran yang paling fundamental adalah pembentukan asosiasi-asosiasi (koneksi-koneksi) antara pengalaman inderawi (persepsi terhadap stimulus atau peristiwa) dan implus-implus saraf (respons-respons) yang memberikan manifestasinya dalam bentuk perilaku. Thorndike percaya bahwa pembelajaran sering terjadi melalui rangkaian eksperimen trial and error.



https://pgsd.binus.ac.id/2021/07/07/implementasi-teori-belajar-behaviorisme-dalam-pandangan-edward-thorndike/

https://hermananis.com/teori-belajar-thorndike/

https://iwanlukman.blogspot.com/2014/05/teori-belajar-thorndike.html

Guru Matematika yang senang ngulik IT. Blog ini bertujuan untuk sharing.

AdBlock Terdeteksi 🚫

Mohon nonaktifkan AdBlock seperti uBlock Origin untuk melanjutkan. Popup ini akan hilang otomatis setelah dimatikan.