Video pembelajaran matematika dan tutorial. Tonton Ya
Posts

Resume Hasil Belajar Mandiri - Pendidikan yang Memerdekakan - Eksplorasi Konsep

Pada artikel pertama membahas dasar-dasar pendidikan dan arti pendidikan, menjelaskan perbedaan antara pendidikan dan pengajaran. Pendidikan diartikan sebagai tuntunan dalam hidup tumbuhnya anak-anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia dan anggota masyarakat.

Pendidikan hanyalah tuntunan dalam hidup dan tidak dapat mengubah kodrat asli anak. Anak memiliki kekuatan kodrat yang merupakan dasar hidupnya, dan pendidik hanya dapat menuntun pertumbuhan dan perkembangan kekuatan itu.

Pendidikan diperlukan untuk membentuk budi pekerti anak-anak. Anak yang tidak mendapatkan pendidikan dapat mudah menjadi orang jahat, dan anak yang baik dasarnya tetap memerlukan tuntunan untuk menghindari pengaruh negatif.

Terdapat tiga aliran dalam teori dasar jiwa anak: aliran rasa, aliran negatif, dan aliran konvergensi. Konvergensi-teori mengajarkan bahwa anak memiliki tulisan-tulisan pada dasar jiwa yang dapat diubah dan diperbaiki melalui pendidikan.

Watak atau budi pekerti manusia terbagi menjadi beberapa jenis, seperti kekuasaan, agama, keindahan, kegunaan, pengetahuan, dan menolong/mengabdi. Tidak ada dua budi pekerti yang sama, tetapi mereka dapat dikategorikan dalam beberapa jenis.

Pendidikan memiliki naluri atau insting pedagogis, yang merupakan dorongan untuk mendidik anak-anak agar selamat dan bahagia. Namun, seringkali pendidikan hanya dilakukan berdasarkan kebiasaan dan perasaan yang tidak tetap.

Artikel tersebut juga menyoroti pentingnya menguasai diri dalam pendidikan budi pekerti dan bahwa pendidikan harus berdasar pada keinsyafan dan pengetahuan, bukan hanya pada perasaan.

Artikel kedua Lampiran 2. Metode Montesori, Frobel dan Taman Anak, membahas pendidikan anak dengan fokus pada metode Montessori, Frobel, dan Taman Siswa. Dalam konteks pendidikan yang memerdekakan, pemahaman ini selaras dengan pemikiran Kartini, Hatta, dan Diponegoro. Pemahaman ini berfokus pada pendidikan anak yang mempersiapkan mereka untuk meraih kemerdekaan, baik secara fisik maupun mental. Metode Montessori dan Taman Anak Frobel menjadi acuan dalam pendidikan anak yang memerdekakan.

Dalam artikel itu juga menjelaskan perbedaan metode Montessori, Frobel, dan Taman Siswa:

  1. Montessori: Metode ini mementingkan pelajaran panca indra dengan penggunaan alat-alat khusus untuk merangsang indera anak. Meskipun memberi kebebasan pada anak, permainan tidak menjadi fokus utama.
  2. Frobel: Metode ini juga mengutamakan pelajaran panca indra, tetapi lebih menekankan permainan anak-anak dan kegembiraan mereka. Dalam proses pembelajaran, anak tetap diperintah.
  3. Taman Siswa: Metode ini menggabungkan kedua pendekatan sebelumnya, di mana pelajaran panca indra dan permainan anak dianggap sebagai satu kesatuan. Hal ini didasari kepercayaan bahwa segala tindakan dan kehidupan anak-anak sudah diisi oleh Sang Maha Pencipta dengan alat-alat yang memiliki nilai mendidik.

Pemahaman ini selaras dengan pandangan Kartini, Hatta, dan Diponegoro tentang pendidikan yang memerdekakan, yaitu menciptakan individu yang bebas, memiliki pemahaman yang luas, dan mampu mengembangkan potensi batin dan lahirnya. Dalam konteks ini, permainan anak diintegrasikan dalam pendidikan untuk mengembangkan keterampilan fisik, mental, dan sosial anak-anak, sehingga mereka dapat tumbuh sebagai individu yang mandiri dan merdeka. Selain itu, penting untuk menasionalisasikan metode pendidikan yang sesuai dengan budaya dan kehidupan bangsa kita, daripada hanya meniru metode dari luar.

Dengan memadukan filosofi, prinsip, dan tujuan ini, pendidikan dapat menjadi sarana untuk membentuk Pelajar Pancasila yang memahami, menghargai, dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untuk membangun masyarakat yang demokratis, adil, dan berkeadilan sesuai dengan cita-cita negara Indonesia.

Post a Comment

© aans.my.id. All rights reserved.